Rabu, 20 November 2013

Programmer dan Koki : Antara Membuat Program dan Memasak


By on 04.29

koki
Jika kemarin saya bicara soal Tumis Kangkung di pagi hari, hari ini saya akan bicara pengalaman saya memasak dihubungkan dengan pekerjaan saya sehari-hari.

Semalam saya berniat meningkatkan sedikit kemampuan dengan membuat sup tetelan daging sapi + telur burung puyuh. Masya iya tiap malam makan kangkung :-D. Ntar jadi mbek dong...

Karena cari tetelan yang masih ada tulangnya tidak ada, saya ambil daging sup yang kemudian saya potong-potong lebih kecil. Hasilnya, semalam saya bisa menikmati sup buatan isteri (lho kok isteri :-P ) secara nikmat dan tenteram. Enak dan sedap.

Apa hubungan antara tumis kangkung kemarin, sup tetelan tadi malam dengan pekerjaan ? Ini karena kemarin saya menemukan hubungan filosofis diantaranya.

Ada salah seorang staff programmer saya yang melihat saya melakukan modifikasi program Java. Karena termasuk baru dalam hal Java (selama ini lebih berpengalaman menggunakan Visual Basic dan PHP), dia bertanya mengenai tingkat kesulitan belajar Java. Saya katakan, kesulitannya sama persis seperti memasak.

Kebetulan staff programmer saya ini wanita. Saya tanyakan padanya, "Waktu kamu pertama kali memasak nasi, gimana perasaan kamu ?"

Dia menjawabnya, "Ya khawatir pak. Khawatir dan cemas karena takut gosong, atau belum masak atau takut kalau dimakan rasanya masih ngletis Lama-lama ya biasa, karena kan bisa dikira-kira ". Ngletis itu nasi belum matang. Nasi tanggung. Bukan beras tapi juga belum menjadi nasi.

Saya katakan, "Demikian halnya dengan belajar Java. Selama kamu takut dan belum mau mencoba, niscaya kamu selalu merasa asing. Jika lingkup pekerjaan kamu belum fokus di Java, kamu akan khawatir bagaimana membuat aplikasi, bagaimana melakukan debug program dan bagaimana melakukan resolve atas kesalahan yang mungkin timbul. Mulailah belajar Java dan fokus disitu, niscaya 2 atau 3 bulan kedepan kamu heran kenapa kamu takut belajar Java".

Sewaktu kita memasak, adakalanya tidak ada ukuran pasti dalam suatu bumbu. Bumbu A secukupnya, begitu yang biasanya tertulis dibuku resep masakan. Pola pikir "secukupnya" ini sama dengan kemampuan kita melakukan debug aplikasi. Awalnya perlu waktu cukup lama untuk mengetahui solusi dari suatu pesan kesalahan, namun seiring intensitas penggunaan, lama-lama waktu untuk debug bisa lebih singkat.

Memasak juga mengajarkan hal yang sama dengan proses belajar yang lain, yaitu mulai dari yang mudah. Bagi programmer Java pemula, melihat hasil coding para expert Java programmer mungkin akan memusingkan, padahal suatu coding yang kompleks bukanlah hasil sekali jadi dan hasil dari sekali membuat program. Mulailah belajar Java dari hal yang mudah, seperti halnya mulai memasak dari proses yang paling mudah, yaitu memasak air.

Kalau memasak air saja gosong, baru deh mikir-mikir, mungkin bukan disitu expertise anda :-D

About ARMAN SYAHPUTRA S.

I'm a Leader, Trainer, Entrepreneur, Composer, Organizer, Writer, Designer, and many more. Salam Kenal buat semua agan/aganwati, disini saya ingin berbagi pengetahuan kepada teman" semua. Hoby saya browsing,baca,bisnis.Silahkan add fb saya agar kita bisa silahturahmi dan berbagi ilmu pengetahuan

0 komentar:

Posting Komentar

WAJIB:
1. Pembaca yang budiman silahkan komentar disini dan saling klik/follow 'g+1' dan google plus ini akan bermanfaat untuk anda dalam membantu blog anda dan saya untuk meningkatkan traffic visitor+dollar adsense+backlink (PASTI)

2. Silahkan Masuk ke link ini Tukaran Link untuk saling tukar link

3. Berkomentarlah yang sopan , tidak mengandung SARA dan di larang NYEPAM atau memberi link aktif, semua komentar yang melanggar akan di hapus segera

4. DI LARANG COPAS TANPA MENYERTAKAN SUMBERNYA !!!